Ad

ad728
  • News

    Review Novel 13 Reasons Why

    Review Novel 13 Reasons Why ditulis oleh: Meylani.Aryanti. Hellow you guys! Apa kabar hari ini? Aku harap baik-baik saja ya! Oh ya, aku mau tanya, apa kamu langganan Netflix? Kalau iya, aku yakin kam...
    Estimasi waktu baca artikel ini adalah: . Selamat Membaca..

    Hellow you guys! Apa kabar hari ini? Aku harap baik-baik saja ya! Oh ya, aku mau tanya, apa kamu langganan Netflix? Kalau iya, aku yakin kamu sudah nggak asing sama serial 13 Reasons Why. Serial ini akan memasuki musim finalnya tahun 2020 ini. Apa kamu berpikir aku akan membahas serial Netflix sekarang? Nggak juga.

    Pada review kali ini aku tentu saja akan tetap mengulas novel yang sudah aku baca beberapa waktu lalu. Kali ini aku akan membahas novel berjudul 13 Reasons Why (yup, serial populer Netflix itu diangkat dari sebuah novel) yang  ditulis oleh Jay Asher. Yuk, mari disimak baik-baik review selengkapnya.



    Judul: 13 Reasons Why
    Penulis: Jay Asher
    Penerjemah: Mery Riansyah
    Penerbit: Penerbit Spring
    Cetakan Ke: 2
    Tahun Terbit: 2019
    Tebal: 324 hlm
    ISBN: 978-602-6682-24-6
    Harga: Rp. 99.000


    Saat pulang dari sekolah, Clay Jensen menemukan sebuah paket berisi setumpuk kaset. Namun, ternyata pengirim kaset-kaset itu adalah Hannah Baker, teman sekolahnya yang bunuh diri dua Minggu sebelumnya. Dalam kaset-kaset itu, Hannah menjelaskan alasan-alasan kenapa dia bunuh diri dan siapa saja yang terlibat di dalamnya. Clay menjadi salah satunya. Hannah Baker sudah tiada dan seharusnya rahasia gadis itu terkubur bersamanya. Namun setelah mendengarkan isi kaset, Clay menjadi paham kenapa dia menjadi salah satu alasan Hannah. Sepanjang malam, Clay mendengarkan kaset Hannah. Dia mengikuti petunjuk yang Hannah berikan untuk menyusuri kota kecilnya. Namun yang Clay temukan benar-benar mengubah hidupnya selamanya.

    13 Reasons Why merupakan salah satu novel terbaik yang aku baca di tahun ini. Mari kita bahas dua karakter dari novel ini. Yang pertama Hannah Baker, si gadis SMA yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Dia merupakan seorang gadis dengan prestasi biasa-biasa saja. Seperti kebanyakan gadis seusianya, dia juga mengalami fase yang bernama jatuh cinta dan menginginkan ciuman pertama. Tapi sayang, dia jatuh cinta ke orang yang salah. Dan ciuman pertamanya berubah menjadi rumor yang akhirnya menghancurkan reputasinya. Hannah juga berusaha untuk menjalin persahabatan dan lagi-lagi, dia terjebak dalam hubungan yang nggak sehat.

    Sementara itu, Clay adalah cowok pemalu dengan reputasi baik. Dia mengenal Hannah lebih dekat setelah bekerja dengannya di sebuah bioskop di kota mereka. Clay tahu rumor yang beredar soal Hannah. Dia juga tahu bahwa sebagian rumor itu salah tapi dia menjadi sangat terkejut bahwa di balik rumor kejam itu, juga terselip cerita lainnya yang menyakitkan hati Hannah. Ada setumpuk rahasia yang Hannah sembunyikan yang membuatnya tertekan. Clay mengalami penyesalan luar biasa karena dia nggak bisa mencegah cewek yang disukainya bunuh diri. Padahal Clay sudah mendapatkan kesempatan untuk itu.

    Saat membaca sinopsis novel ini, aku berpikir bahwa Hannah pastilah siswi yang sangat bermasalah. Tapi begitu mulai membuka lembar demi lembar halamannya, aku menyadari bahwa apa yang menimpa Hannah merupakan sebuah bentuk dari nggak adanya rasa kepedulian terhadap sesama. Aku nggak merasa kalau adegan dalam novel ini berlebihan sebab perlakuan buruk yang diterima Hannah juga sering aku lihat di kehidupan sehari-hariku. Pesan tentang betapa jahatnya bullying disampaikan dengan pas oleh Jay Asher.

    Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama yang membuat para pembaca menjadi lebih memahami apa yang dirasakan baik oleh Hannah maupun Clay. Setiap kesedihan yang disampaikan Hannah lewat kasetnya itu terasa sangat nyata dan menyayat hati. Hannah begitu putus asa dan nggak ada satu orang pun yang mau mengerti apalagi peduli terhadapnya.

    "... tapi intinya, sewaktu kau mengejek seseorang, kau harus bertanggung jawab saat orang lain bereaksi terhadap ejekanmu itu." (Hal. 67)

    Di negaranya, Amerika Serikat, 13 Reasons Why mendapatkan segunung penghargaan yang membuktikan bahwa novel ini adalah sebuah masterpiece. Meskipun 13 Reasons Why membuatku banyak menangis saat membacanya (aku paling sedih waktu Hannah berkonsultasi dengan konselor sekolahnya), tapi karya ini juga menyadarkan aku bahwa perkataan kita pada seseorang bisa sangat mempengaruhi keseluruhan hidup orang tersebut. Kisah Hannah yang tragis ini bisa kamu beli di Shopee Penerbit Haru Official atau Shopee Penerbit Haru 2. Sekian saja review dari aku. Have a nice day ya! Happy reading!

    Terimakasih telah membaca Review Novel 13 Reasons Why, jangan lupa tinggalkan reaksi & komentar kalian di bawah ini. Jika kalian suka dengan artikel ini, support penulis dengan cara share artikel ini ke sosmed kalian 😊

    Written by,
    Meylani.Aryanti

    Tidak ada komentar

    Top Ad

    ad728

    Bottom Ad

    ad728
    Diberdayakan oleh Blogger.